Category: Blog

Your blog category

  • Kecamatan Berdaya Jadi Ruang Kreatif dan Perlindungan Kelompok Rentan

    Semarang, Infojateng.id – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, menyebut Kecamatan Berdaya menjadi ruang kreativitas dan perlindungan bagi anak, Gen-Z, difabel, perempuan, juga lanjut usia.

    Hal itu disampaikan saat meresmikan program “Kecamatan Berdaya” di Kantor Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, Sabtu (7/6/2025).

    Menurutnya, program itu menjadi bukti keseriusan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.

    Kecamatan Berdaya memiliki beberapa program unggulan, di antaranya perlindungan perempuan dan anak korban kekerasan, melalui pendampingan paralegal.

    Adapula pelatihan yang dikombinasikan dengan program Kartu Zilenial.

    “Bukan hanya yang tadi diresmikan yaitu kartu Zillenial saja tetapi juga ada perlindungan terhadap perempuan, terhadap anak, dan terhadap Bapak Ibu sekalian, yaitu Lansia dan saudara-saudara kita yang berkebutuhan khusus,” ujar Gus Yasin, sapaan wagub, melalui zoom.

    Di samping itu, imbuhnya, Kecamatan Berdaya di Kantor Kecamatan Pedurungan juga memberi ruang bagi para lanjut usia.

    Ada pula pemberian layanan kesehatan, yang dikolaborasikan dengan program dokter spesialis keliling atau Speling, yang turut menyokong program cek kesehatan gratis atau CKG.

    “Selain itu kami juga di dalam program Kecamatan Berdaya kami juga mem-breakdown apa yang menjadi cita-cita Bapak Presiden Republik Indonesia, yaitu memberikan pelayanan kesehatan,” imbuhnya.

    Camat Kecamatan Pedurungan Agus Junaidi, mendukung program yang dicanangkan Pemprov Jateng.

    Menurutnya, hal itu memperkuat pemberdayaan yang selama ini telah dilakukan di wilayahnya. Seperti, ruang untuk para difabel dan komunitas disabilitas Gading Semar.

    “Ini (Kecamatan Berdaya) kan sinergitas antara penduduk rentan atau kaum disabilitas, dengan penduduk yang di usia masih produktif. Ya, ini akan kami kolaborasikan dan kami tentunya akan siap mendukung dari program pemerintah provinsi Jawa Tengah,” papar Agus.

    Agus mengatakan, kegiatan pemberdayaan difabel dan UMKM, akan dikolaborasikan dengan Pemprov Jateng.

    Harapannya, mampu mendongkrak kualitas hidup para difabel, dan mengangkat perekonomian pedagang kecil.

    “Terakhir, kemarin juara 2 lomba karate untuk disabilitas tingkat Jateng-DIY. Untuk UMKM itu, nanti kami mengadakan pelatihan melibatkan PKK,” pungkasnya. (eko/redaksi)

    Source link

  • Mudahkan Distribusi, Baznas Jateng Olah 116 Sapi Kurban Jadi Kornet

    Semarang, Infojateng.id – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jawa Tengah, melakukan penyembelihan hewan kurban berupa 116 ekor sapi pada Iduladha 1446 Hijriah.

    Untuk memudahkan distribusi, daging hewan qurban itu diolah menjadi kornet.

    Ketua Baznas Jateng, Ahmad Darodji mengatakan, pengolahan daging sapi menjadi kornet menjadi bentuk alternatif pemenuhan protein gizi masyarakat.

    Sebab, menurut Darodji, olahan kornet dinilai punya daya tahan lebih lama.

    “Distribusi daging ini untuk peningkatan gizi masyarakat,” kata Darodji saat acara penyembelihan hewan kurban di Rumah Pemotongan Hewan (RPH), Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Kota Semarang, Sabtu (7/6/2025).

    Dari sisi distribusi, lanjut dia, olahan kornet juga lebih menghemat biaya transportasi, dibandingkan masih dalam bentuk daging beku.

    Dalam kesempatan itu, Darodji mengatakan, secara kuantitas jumlah hewan kurban yang diterima Baznas Jateng tahun ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

    Pada tahun lalu, terdapat 88 ekor sapi kurban. Jumlah tersebut mampu diolah menjadi lebih dari 100 ribu kaleng daging kornet.

    Produk itu diserahkan dalam bentuk puluhan ribu paket sembako kepada masyarakat terdampak bencana alam dan warga kategori miskin.

    Selain itu juga disalurkan ribuan kepada warga di desa dampingan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Jateng.

    Pada tahun ini, lanjut Darodji, dari 116  ekor sapi kurban, diestimasikan mampu diolah menjadi 150 ribu -160 ribu kaleng daging kornet.

    Ketua Baznas RI, Noor Achmad mengatakan, pengalengan daging sapi kurban disasarkan juga ke wilayah 3T, yakni terpencil, terluar, dan tertinggal.

    “Belum tentu saudara kita di sana merasakan daging. Sehingga daging kaleng merupakan hal mewah dan sangat bermanfaat,” kata Noor Achmad.

    Sementara Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng, Sumarno mengatakan, program pengolahan daging sapi menjadi kornet ini merupakan tahun kedua.

    Ia mengapresiasi dukungan Baznas untuk penanganan stunting, kemiskinan, dan pemenuhan kebutuhan protein masyarakat.

    “Terima kasih atas dukungan Baznas. Masalah kekurangan protein masyarakat kita juga butuh perhatian. Anak-anak kita butuh konsumsi protein yang cukup,” kata Sumarno.

    Ia mengatakan, inisiasi pengolahan daging kornet ini diharapkan menjadi solusi dalam pemerataan distribusi daging kurban untuk masyarakat. (eko/redaksi)

    Source link

  • Mudahkan Distribusi Daging, Baznas Jateng Olah 116 Ekor Sapi Kurban jadi Kornet – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

    SEMARANG – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jawa Tengah, melakukan penyembelihan hewan kurban berupa 116 ekor sapi pada Iduladha 1446 Hijriah. Untuk memudahkan distribusi, daging hewan kurban itu diolah menjadi kornet.

     

    Ketua Baznas Jateng, Ahmad Darodji mengatakan, pengolahan daging sapi menjadi kornet sebagai alternatif pemenuhan protein gizi masyarakat. Sebab, olahan kornet dinilai punya daya tahan lebih lama.

     

    “Distribusi daging ini untuk peningkatan gizi masyarakat,” katanya saat acara penyembelihan hewan kurban di Rumah Pemotongan Hewan (RPH), Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Sabtu (7/6/2025).

     

    Ditambahkan, dari sisi distribusi, olahan kornet juga lebih menghemat biaya transportasi, dibandingkan masih dalam bentuk daging beku.

     

    Dalam kesempatan itu, Darodji mengatakan, secara kuantitas jumlah hewan kurban yang diterima Baznas Jateng tahun ini meningkat dibandingkan sebelumnya. Pada tahun lalu, terdapat 88 ekor sapi kurban. Jumlah tersebut mampu diolah menjadi lebih dari 100 ribu kaleng daging kornet.

     

    Produk itu diserahkan dalam bentuk puluhan ribu paket sembako, kepada masyarakat terdampak bencana alam dan warga kategori miskin. Selain itu, juga disalurkan ribuan kaleng kepada warga di desa dampingan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Jateng.

     

    Pada tahun ini, lanjut Darodji, dari 116 ekor sapi kurban, diestimasikan mampu diolah menjadi 150 ribu -160 ribu kaleng daging kornet.

     

    Ketua Baznas RI, Noor Achmad mengatakan, pengalengan daging sapi kurban disasarkan juga ke wilayah 3T, yakni terpencil, terluar, dan tertinggal.

     

    “Belum tentu saudara kita di sana merasakan daging. Sehingga daging kaleng merupakan hal mewah dan sangat bermanfaat,” katanya.

     

    Sekretaris Daerah Jateng, Sumarno menyampaikan, program pengolahan daging sapi menjadi kornet ini merupakan tahun kedua. Dia mengapresiasi dukungan Baznas untuk penanganan stunting, kemiskinan, dan pemenuhan kebutuhan protein masyarakat.

     

    “Terima kasih atas dukungan Baznas. Masalah kekurangan protein masyarakat kita juga butuh perhatian. Anak-anak kita butuh konsumsi protein yang cukup,” kata dia.

     

    Sekda berharap, inisiasi pengolahan daging kornet itu menjadi solusi, dalam pemerataan distribusi daging kurban untuk masyarakat. (Humas Jateng)*ul

     



    Source link

  • “Sepuh” Bukan Beban – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

    SEMARANG – Apa tugas orang yang sudah memasuki usia lanjut? Jika pertanyaan ini terlontar, jawabannya mungkin bervariasi, namun yang terlintas bisa jadi pensiun, momong cucu, atau malah jadi beban. Nah di Jateng, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendorong, mereka yang berusia 60 tahun ke atas, tetap produktif, bahagia, dan sehat.

     

    Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin. Pada perayaan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2025, di Aula Kecamatan Pedurungan Sabtu (7/6/2025). Dia menepis anggapan, jika lansia tidak bisa lagi produktif dan menjadi beban.

     

    Menyitir data BPS 2023, Gus Yasin, sapaan wagub, menyebut jumlah lansia di Jateng mencapai 13,5 persen, atau sekitar 5,07 juta jiwa, dari jumlah penduduk sebanyak 37 juta jiwa. Sebanyak 49 persen tinggal di perkotaan, dan sisanya berdomisili di perdesaan.

     

    Data BPS pun menunjukkan, sebanyak 56,19 persen lansia di Jateng masih aktif bekerja. Adapun, paling banyak pada sektor wirausaha dengan 32,78 persen.

     

    “Ini menjadi motivasi buat kita semua, untuk menepis lansia itu menjadi beban. Ada yang menyampaikan, Pak, kami itu membayar pajak untuk membiayai lansia. Itu tidak benar,” tegasnya, pada kegiatan yang diisi dengan cek kesehatan, senam, dan bazar produk lokal.

     

    Gus Yasin memberi contoh, bagaimana sosok lansia di Jateng, seperti Ketua Baznas Jateng Ahmad Darodji dan Ketua PMI Jateng Sarwa Pramana, masih aktif berkegiatan. Menurutnya, usia sepuh justru memberi banyak sumbangsih pengalaman bagi pembangunan.

     

    Lalu, bagaimana pemberdayaan lansia di Jawa Tengah?

     

    Gus Yasin menuturkan, pemberdayaan lansia satu di antaranya dengan program “Kecamatan Berdaya”. Melalui wadah tersebut, kecamatan tidak hanya sebagai pusat administratif pemerintahan, juga berfungsi dalam pelatihan, pengembangan kesehatan, dan usaha kreatif.

     

    Program Kecamatan Berdaya, menurutnya tidak hanya diperuntukkan bagi generasi Z, perlindungan perempuan, difabel, serta anak-anak. Di dalamnya, lansia pun diberi ruang untuk menyampaikan aspirasi dan gagasan.

     

    “Selain itu tentu dengan banyaknya aktifitas, banyaknya kegiatan, bukan hanya kesehatan, akan tetapi juga mencegah lansia pikun itu, tidak terjadi pada pada saudara-saudara kita,” urainya.

     

    Pada Kecamatan Berdaya pun dipadu dengan layanan kesehatan Speling atau dokter spesialis keliling, yang turut memeriksa kesehatan para lansia. Selain itu, Speling juga ditautkan dengan program Presiden RI Prabowo Subianto, yakni cek kesehatan gratis atau CKG.

     

    Ketua Baznas Jateng Ahmad Darodji mengatakan, dengan banyaknya aktifitas diharap ikut memperkuat sisi kognitif dan fisik para lansia. Dengan demikian, lansia tidak lagi dianggap beban.

     

    “Dan ternyata lansia di Indonesia sebanyak 53 persen masih bekerja, menghidupi keluarga dan cucunya. Mereka bukan beban tapi aset,” tegas Darodji, yang juga penasihat Komunitas Lanjut Usia Provinsi Jawa Tengah itu.

     

    Ketua Komunitas Lanjut Usia Provinsi Jawa Tengah, Djamaluddin Darwis, mengapresiasi HLUN 2025 yang diadakan secara meriah. Menurutnya, hal itu menyuntikkan semangat bagi lansia, untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan.

     

    “Dalam kebersamaan kita ini, bagaimana lansia memberikan contoh kebaikan untuk generasi-generasi pra lansia, dan anak-anak cucu kita,” ujar Djamaluddin.

     

    Seorang lansia, Siti Partini, mengaku senang dengan kegiatan HLUN 2025 yang terselenggara. Dia berharap, kegiatan tersebut bisa terselenggara rutin, guna menjaga kesehatan para lanjut usia sepertinya.

     

    “Harapannya bukan hanya pas hari peringatan lansia. Tapi terus. Saya kalau kegiatan sekarang olahraga tenis dan menyanyi,” pungkas Partini. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

     



    Source link

  • Bentuk Apresiasi Peternak Lokal – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

    PURWOREJO – Sebanyak 36 sapi kurban Presiden RI diserahkan di seluruh kabupaten/ kota di Jawa Tengah. Salah satunya, Sapi Simental asal peternakan di Banjarnegara, yang diserahkan di Desa Ketawangrejo, Grabag, Kabupaten Purworejo, Jumat (6/6/2025).

     

    Sapi seberat 1,1 ton tersebut diserahkan langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jateng Sumarno. Dalam penyerahan itu juga dihadiri Bupati Purworejo, Yuli Hastuti.

     

    “Ini amanah dari Presiden RI. Tentu kami berharap hewan kurban ini bisa memberi manfaat, kepada masyarakat di Desa Ketawangrejo,” kata Sumarno.

     

    Ditambahkan, hewan kurban sapi yang dibagikan untuk masyarakat itu, sejak awal dicarikan dari peternak lokal di Jawa Tengah.

     

    “Karena memang menjadi bagian dari mengapresiasi peternak-peternak di Jawa Tengah,” ucap Sumarno.

     

    Menurutnya, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi juga mengambil sapi hasil kontestasi dari Kabupaten Boyolali, beberapa waktu lalu.

     

    “Mudah-mudahan teman-teman peternak bisa lebih bersemangat, dalam menghasilkan kualitas hewan yang bagus,” ucap sekda.

     

    Sumarno menyampaikan, yang paling penting bagi masyarakat yakni memahami pemaknaan berkurban dari Iduladha, seperti yang diajarkan agama. Dalam kehidupan sosial, masyarakat diajak saling peduli sesama, dan mau berkurban dalam banyak hal.

     

    Bupati Purworejo, Yuli Hastuti, mengatakan, pemilihan lokasi penyerahan Sapi Kurban Presiden RI tersebut melihat kondisi sosial masyarakatnya.

     

    “Kebetulan di Desa Ketawangrejo ini, terpadat penduduknya di Kecamatan Grabag, dan mungkin juga di Kabupaten Purworejo. Selain itu Juga baru saja selesai atau mentas dari desa zona merah (kemiskinan),” kata dia. (Humas Jateng) *ul

     



    Source link

  • Sri Suparni Bahlil Pantau Progres Sumur Bor dan Sanitasi – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

    SRAGEN – Kepala Bidang 4 Solidaritas Perempuan Indonesia (Seruni) Kabinet Merah Putih, Sri Suparni Bahlil, melakukan survei lapangan ke Desa Juwok, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen,pada Rabu (4/6/2025). Kegiatan tersebut dilakukan untuk meninjau perkembangan pembangunan sumur bor program penyediaan air bersih dan sanitasi, sebagai bagian dari upaya pencegahan stunting.
    Dalam kunjungannya, Sri Suparni yang juga merupakan istri dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, Bahlil Lahadalia menyampaikan, pembangunan sumur bor sedalam 70 meter telah mempertimbangkan hasil laboratorium yang menyebutkan, bahwa air di kedalaman lebih dari 80 meter berpotensi asin.
    “Kami hadir untuk melihat langsung perkembangan pembangunan sumur bor, sanitasi jamban, dan posyandu sebagai bentuk komitmen Seruni dalam mendukung program pemerintah, khususnya percepatan penanganan stunting,” ungkap Sri Suparni.
    Sri Suparni Bahlil menjelaskan, Seruni secara rutin menjalankan program serupa setiap bulan di berbagai wilayah Indonesia. Di Kabupaten Sragen sendiri, ditargetkan 16 titik penerima manfaat pembuatan sumur bor.
    “Harapan kami, program ini dapat membantu pemerintah dalam menyediakan air bersih, menurunkan angka stunting, dan ikut serta mengentaskan kemiskinan,” ujarnya.
    Sementara itu, Kepala Desa Juwok, Suyono, mengapresiasi program tersebut dan menyatakan dukungannya terhadap pelaksanaan kegiatan di wilayahnya.
    “Dengan adanya bantuan ini, besar harapan kami warga Desa Juwok bisa hidup lebih sehat, sejahtera, dan mandiri. Kami sangat terbantu,” ujarnya.
    Ia menambahkan di Desa Juwok telah dibangun dua titik sumur bor, masing-masing berlokasi di Dukuh Kedungpring dan Dukuh Weru, yang masing-masing diproyeksikan dapat melayani kebutuhan air bersih hingga 80 Kepala Keluarga.
    “Sumur pertama sudah rampung dan akan segera diuji coba. Sumur kedua akan mulai dibangun dalam waktu dekat,” imbuh Kades.
    Pada kesempatan itu, Sri Suparni juga mengunjungi Sentra Industri Kreatif dan Kerajinan (SIKK) Kabupaten Sragen, fasilitas yang dibangun oleh Pemkab Sragen sebagai wadah bagi pelaku industri kreatif, UMKM, dan seniman.

    Penulis : Salmalia/Yuli DiskominfoSragen
    Editor : WH/DiskominfoJtg



    Source link

  • TMMD Buka Akses Dusun Indrakila – Lerep – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

    UNGARAN – Tentara Nasional Indonesia (TNI) Manunggal Masuk Desa (TMMD) sengkuyung tahap II Kodim 0714, berhasil membuka akses jalan alternatif yang menghubungkan Dusun Indrakila dengan wilayah Krajan Desa Lerep. Sehingga, mempermudah transportasi warga menuju ke Kota Ungaran.

    Warga setempat, Bardi (60) menceritakan, akses jalan utama Dusun Indrakila beberapa kali longsor, sehingga menyulitkan warga yang akan ke Kota Ungaran untuk berniaga.

    “Jalan beton ini menjadi alternatif dan sangat memperlancar kegiatan warga,” ungkap Bardi.

    Dandim 0714 Letkol Inf Guvta Alugoro Koedoes menyampaikan, kegiatan TMMD telah menyelesaikan betonisasi jalan sepanjang 597 meter lebar 3 meter. Dia berharap, pelaksanaan TMMD dapat membantu pembangunan pemerintah setempat, terutama infrastruktur jalan untuk membuka akses daerah terisolasi.

    “Intinya TNI siap membantu pemerintah daerah dalam mensukseskan pembangunan,” tegasnya saat menutup pelaksanaan TMMD sengkuyung tahap II, di Lapangan Desa Lerep, Rabu (4/6/2025).

    Perwira Seksi Teritorial (Pasiter) Kodim 0714 Kapten CZi Sujadi menyampaikan, TMMD melibatkan anggota TNI, Polri, Pemkab Semarang, dan masyarakat berlangsung selama 40 hari, sejak 6 Mei 2025.

    Disampaikan, selain menyelesaikan betonisasi jalan, juga dilaksanakan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat. Total dana yang dihabiskan Rp480 juta lebih berasal dari dana APBD Jateng, APBD Kabupaten Semarang, Baznas, dan swadaya desa.

    Penulis: Junaedi, Diskominfo Kab Semarang
    Editor: Di, Diskominfo Jateng

     

     



    Source link

  • Ini Penanganan Jangka Pendek Rob yang Kerap Rendam Jalur Pantura Sayung Demak – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

    SEMARANG – Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah-DI Yogyakarta saat ini menyatakan, pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1 akan menjadi penanganan banjir terintegrasi jangka panjang. Sedangkan untuk jangka pendek, akan dilakukan peninggian jalan terutama di wilayah Kaligawe Semarang hingga Sayung Demak.

    “Kalau rob ini kan boleh dikatakan imbas dari fenomena alam. Jadi beberapa kali kita tangani di sini. Di tahun 2007, kita pernah melakukan peninggian di sepanjang Kaligawe sampai Sayung kurang lebih 1 meter. Itu siklus 10 tahunan” kata Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah-DI Yogyakarta, Khusairi, di lokasi pendapa pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1 Kawasan Industri Terboyo Semarang, Kamis (5/6/2025).

    Dia menjelaskan, siklus 10 tahunan yang dimaksud yaitu setiap 10 tahun sekali maka akan terjadi penurunan permukaan jalan 10 cm per tahun. Seperti pada 2017, terjadi penurunan di level jalan yang sama. Pada 2017, pihaknya kembali melakukan peninggian jalan, sampai akhirnya banjir yang merendam jalan pun teratasi.

    Namun pada 2025, kembali lagi terjadi penurunan. Karena itu pihaknya akan kembali melakukan peninggian jalan sekitar 1 km, yaitu dari depan Terminal Terboyo Semarang hingga depan pabrik Polytron di Sayung Demak.

    “Untuk mengatasi rob, satu-satunya antibiotiknya ya giant sea wall (tanggul laut). Kami juga korban. Rob terjadi hampir setiap hari. Kita beberapa kali melakukan penebalan-penebalan jalan. Enggak sedikit dana pemeliharaan yang kita keluarkan. Ada jalan berlubang, black hole. Tapi fenomena rob kan terjadi setiap hari,” ujarnya.

    Karena itu, kata dia, pemerintah pusat berupaya menanganinya dengan melakukan pembangunan tanggul laut (giant sea wall), untuk bisa mengatasi rob di sepanjang Kaligawe sampai Sayung. Adapun peninggian jalan yang dimaksud pada tahun ini, pihaknya saat ini tengah melakukan lelang proyek.

    Apakah memungkinkan jika dipasang atau dibangun talut di titik langganan rob sepeti di Sayung? Khusairi menjelaskan, jika di situ dibangun talut maka rob akan berpindah ke tempat yang lebih rendah, atau berpindah ke tempat lain.

    “Satu-satunya jalan (penanganan rob pantura), kita bendung dari sini (giant sea wall), sama sekali tidak masuk ke daratan,” jelasnya. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

     

     



    Source link

  • Galakkan “Mageri Segoro”, Ahmad  Luthfi Tanam 1,5 Juta Mangrove di Pesisir Jateng – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

    BREBES – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi bersama Wakil Gubernur Taj Yasin menggalakkan program “Mageri Segoro” di pesisir Jawa Tengah. Gerakan itu ditandai dengan acara penanaman mangrove serentak di Pantai Randusanga, Brebes, Kamis (5/6/2025).

    Luthfi mengatakan, gerakan itu bukan seremonial belaka, namun sebagai bentuk komitmen nyata untuk menjaga ekosistem pesisir di wilayahnya.

    “Mageri Segoro itu bukan kebiasaan, tapi budaya kita. Dulu kita sudah masukin rekor Muri satu juta mangrove, hari ini sampai dengan Desember kita targetkan 1,5 juta mangrove,” tegas Luthfi di hadapan peserta.

    Ditambahkan, ada sebanyak 17 kabupaten/kota di wilayahnya yang memiliki garis pantai. Saat ini, banyak garis pantai yang terkena aberasi. Karenanya, mangrove yang ditanam itu perlu dijaga dengan baik untuk mencegah aberasi.

    Menurut Luthfi, penanaman harus dibarengi dengan perawatan berkelanjutan. Ia mendorong keterlibatan generasi muda dalam gerakan lingkungan.

    “Adik-adik kita didik untuk cinta lingkungan, tidak hanya tanam tapi juga merawat dan memelihara. Garis pantai harus kita pagari, Mageri Segoro. Bukan hanya rumah saja yang kita pagari. Jadi, pagari laut dengan cara memelihara ekosistem,” tegasnya.

    Luthfi optimistis kolaborasi lintas pihak, akan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat pesisir.

    Di tempat yang sama, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin menambahkan kegiatan Mageri Segoro ini sebelumnya telah Ia mulai di wilayah Sayung, Demak. Kegiatan ini merupakan  wujud kecintaan kita terhadap lingkungan.

    Alhamdulillah masyarakat berterima kasih kepada seluruh stakeholder yang sudah membantu banjir rob di Sayung,” ujarnya.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah, Widi Hartanto melaporkan, gerakan penanaman mangrove serentak itu melibatkan 2.000 peserta, dan digelar serentak di 17 kabupaten/kota, 185 desa di 54 kecamatan di wilayah pesisir Jateng. Total 200.000 batang mangrove ditanam dalam sehari, di total luas area 3.000 hektare.

    “Khusus di Pantai Randusanga, jumlah bibit yang ditanam mencapai 25.200 batang di lahan 4 hektare. Penanaman juga dilakukan di 13 desa lain di Brebes, dengan total 26.000 batang,” kata Widi.

    Selama Maret hingga Mei 2025, jumlah bibit yang telah ditanam di Jateng oleh seluruh stakeholder mencapai 260.102 batang. Target penanaman hingga Desember mendatang sebanyak 1,5 juta batang, di atas 150 hektare wilayah pesisir. (Humas Jateng)*ul

     



    Source link

  • Agus Gondrong Temui Pabrikan Rokok di Jatim, Dorong Pembelian Tembakau Temanggung – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

    MALANG – Perjuangan Bupati Temanggung Agus Setyawan, atau akrab disapa Agus Gondrong untuk mengangkat taraf perekonomian para petani tembakau terus berlanjut. Setelah beberapa waktu menggelar kunjungan industri ke sejumlah pabrikan rokok yang berada di Kabupaten Kudus, kini dirinya kembali melakukan langkah yang sama, yakni dengan menggelar audiensi dengan beberapa perwakilan pabrikan rokok yang berada di Malang, Jawa Timur, tepatnya pada Rabu (4/6/2025).
    Dengan mengajak serta perwakilan Tim Komite Pertembakauan Kabupaten Temanggung, Agus berharap, kunjungan tersebut dapat membuahkan hasil positif terhadap serapan produk tembakau petani lokal oleh pihak industri rokok yang terdapat di wilayah Malang dan sekitarnya, termasuk Kota Surabaya.
    Pada kesempatan tersebut, seluruh pihak yang hadir sepakat untuk memohon kepada pemerintah pusat agar bersedia kembali membuka jalan bagi berbagai regulasi terkait rokok, agar pergerakan industri hasil tembakau dapat lebih leluasa.
    “Keleluasaan regulasi inilah yang menjadi salah satu faktor kunci kesejahteraan masyarakat, khususnya para petani tembakau,” bebernya.
    Menurutnya, kerjasama, serta kolaborasi yang baik dari berbagai pihak mulai petani, pihak pabrikan atau industri rokok, hingga pemerintah, akan menghasilkan sebuah tatanan demi perputaran rantai ekonomian yang kian positif.
    “Industri hasil tembakau sampai sejauh ini masih memiliki multiplier effect yang luar biasa besar bagi sektor perekonomian,” imbuhnya.
    Ketua Forum Masyarakat Industri Rokok Seluruh Indonesia (Formasi), Heri Susianto berpesan, kendati tembakau asal Kabupaten Temanggung tergolong sebagai yang salah satu yang terbaik dan kerap diburu oleh pabrikan, namun para petani juga diharapkan mampu secara konsisten menjaga kualitas produk yang dihasilkan, agar tetap memiliki nilai tawar yang kuat.
    “Saya apresiasi tinggi atas forum yang diinisiasi oleh Pak Bupati Temanggung ini. Harapannya, ada titik keseimbangan ke depan. Petani harus mampu menjaga kualitas produk yang dihasilkan, maka pihak industri juga pastinya akan membuka pos serapan sesuai kebutuhan,” bebernya.
    Sulasmi, selaku perwakilan dari Gabungan Perusahaan Rokok (Gapero) Surabaya menyebut, sejatinya tembakau asal Kabupaten Temanggung memiliki kekhasan tersendiri yang dibutuhkan oleh pabrikan dalam menghasilkan produk rokok mereka. Sehingga pihaknya mewanti-wanti agar para petani tetap menjaga mutu agar produk tembakau mereka memiliki nilai jual seperti yang diharapkan.
    “Tembakau asal Temanggung dan Madura itu sangat dibutuhkan oleh pabrikan, karena menjadi vetsin atau pemanis dalam sebuah produk rokok. Maka dari itu, petani harus mampu menjaga mutu dan kualitas sesuai dengan arah kebutuhan pihak pabrikan,” imbaunya.
    Ketua Tim Komite Pertembakauan Kabupaten Temanggung, Agus Parmuji berharap, forum tersebut mampu menjadi awal dari energi positif antara pihak pabrikan dengan para petani tembakau. Oleh karenanya, saat para petani tembakau mampu menjaga dan meningkatkan kualitas produk mereka, pihak pabrikan juga dapat melakukan serapan produk sesuai dengan apa yang diharapkan oleh para petani itu sendiri.
    “Harapannya, ketika petani mampu menjaga kualitas tembakau dengan pola tanam yang benar sesuai yang diharapkan, sebaliknya pihak industri juga dapat melakukan serapan tembakau yang dihasilkan oleh petani,” pungkasnya.

    Penulis: IFN;EKP
    Editor: WH/DiskominfoJtg



    Source link