Category: Blog

Your blog category

  • Atik Sudewo Terus Perkuat Kolaborasi untuk Atasi Stunting – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

    PATI – Untuk mengangani stunting, Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Pati Atik Sudewo, terus memperkuat kolaborasi dengan TP PKK kecamatan, desa, maupun dinas terkait.

    Hal itu disampaikan Atik, pada kegiatan pencegahan dan percepatan angka stunting melalui program inovatif, yakni Bersama Identifikasi Stunting (Berdenting), di Kantor Kecamatan Jakenan, Senin (5/5/2025). Menurutnya, sinergi berbagai pihak dalam menangani stunting sangat diperlukan.

    “Hari ini saya mengapresiasi kegiatan Berdenting yang digagas oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pati. Ini bentuk nyata kolaborasi mulai dari desa, Posyandu, hingga lintas instansi,” ujar Atik.

    Disampaikan, sebanyak 160 anak telah teridentifikasi mengalami gangguan pertumbuhan berdasarkan hasil pemeriksaan dari tingkat Posyandu. Namun, temuan tersebut bukanlah vonis, melainkan peluang untuk deteksi dini dan intervensi cepat.

    “Jangan berkecil hati, jika hasil pemeriksaan menunjukkan ketidaksesuaian. Justru dengan deteksi awal, kita bisa memberikan penanganan yang tepat dan terarah, bahkan dengan bantuan dokter spesialis dan tenaga ahli dari Dinas Kesehatan,” tegasnya.

    Terkait kegiatan Berdenting, dia menjelaskan, tidak hanya layanan medis, juga ada edukasi gizi, konseling kejiwaan, dan pemeriksaan menyeluruh bagi anak-anak yang hadir. Rumah Sakit Keluarga Sehat dan Danone juga turut ambil bagian, dalam memberikan dukungan teknis dan logistik.

    Pada kesempatan itu, Atik mengingatkan orang tua, dalam menjaga tumbuh kembang anak. Terutama, kebiasaan memberi gawai kepada anak sebagai pengganti perhatian, yang menurutnya bisa berdampak buruk terhadap perkembangan mental dan sosial anak.

    “Jangan biarkan anak terlalu akrab dengan HP. Kalau sudah kecanduan, Ibu sendiri yang susah. Anak bisa berperilaku agresif atau tidak patuh. Mari lebih peka dan peduli,” imbaunya.

    Penulis: fn1/FN
    Editor: Di/Ul, Diskominfo Jateng



    Source link

  • Bangun Pemikiran Kritis, Nawal bersama 150 Siswa Larut dalam “Silent Reading” – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

    SEMARANG – Ratusan siswa ikut dalam gerakan “Baca Bersama Jawa Tengah”, di selasar Gedung Wisma Perdamaian, Selasa (6/5/2025). Ditemani Bunda Literasi Jateng Nawal Arafah Yasin, mereka larut dengan buku masing-masing, selama 20 menit, senyap, tanpa kata, tanpa suara.

    Gerakan yang diinisiasi oleh Bunda Literasi Jateng menggandeng Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Arpus) Jateng, boleh jadi acara perdana. Namun, ajang itu menyedot antusiasme 150 siswa dari SMP, SMA, SMK, dan sejumlah perguruan tinggi di Kota Semarang. Setelah 20 menit “Silent Reading”, para siswa kemudian diundang bergabung dengan Nawal Arafah, untuk menarasikan bacaan yang telah dicerna.

    Nimas Chalya Prasetyo satu di antaranya. Dihadapan Nawal, siswi SMAN 3 Semarang yang akrab dipanggil Aya’ mengungkapkan telah, membaca buku Hitam 2045 karya Henry Manampiring. Baginya buku itu memberikan sebuah horizon baru, akan sebuah kemungkinan di masa depan.

    “Bagiku, membaca itu penting banget. Kalau tidak baca dari mana kita dapat informasi. Sebenarnya bukan hanya membaca, tapi bagaimana kita menyerap dan menyaring informasi, memahami, dan mempraktikannya,” ujar siswi kelas X itu.

    Hal serupa diungkapkan, siswa SMKN Jateng Hanif Desta. Baginya, kegiatan literasi seperti ini sangat seru. Sebab, kegiatan membaca dapat mengendurkan otak, saat tugas sekolah menumpuk.

    “Baca bikin otak refresh, tenang. Kalau saya suka novel romance. Tidak hanya dari buku, saya juga suka baca lewat handphone seperti wattpad atau lewat Ijateng,” urainya.

    Melihat antusiasme itu, Nawal optimistis, gerakan “Baca Bersama Jawa Tengah” akan menjadi jembatan untuk membangkitkan semangat baca, di kalangan anak muda. Dia berharap, kegiatan serupa akan direpllikasi di 35 kabupaten/ kota dan menjadi acara rutin.

    “Literasi banyak disempitkan maknanya, hanya dimaknai sebagai baca tulis saja. Tetapi sebenarnya, literasi adalah bagaimana kemampuan untuk menyerap informasi, kemampuan mengolah informasi untuk bisa bermanfaat bagi kehidupan,” jelasnya.

    Nawal berharap, akan timbul pemikiran kritis anak hingga remaja, dalam menyikapi sebuah informasi. Apalagi, di tengah bombardir informasi di media sosial, sehingga mereka bisa membedakan mana informasi hoaks, dan mana yang kredibel.

    Isteri Wakil Gubernur Taj Yasin ini pun membagikan tips gemar membaca untuk generasi muda.

    “Pertama pilih satu buku yang disenangi. Kita baca, kita selami maknanya maka kita akan tambah larut kecintaan pada buku. Kemudian alokasikan satu waktu dalam 24 jam, untuk membaca dan menulis,” pungkas Nawal. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

     



    Source link

  • Luna Maya Menikah, Maxime Bouttier Jadi Tambatan Hati

    Infojateng.id – Kisah cinta Luna Maya dengan Maxime Bouttier akhirnya jatuh ke pelaminan. Artis peran Indonesia itu berencana menggelar pernikahan di Bali pada 7-8 Mei 2025 di Bali.

    Luna Maya juga membagikan rencana pernikahannya itu melalui video di Instagram pribadinya. Dalam video berdurasi tak lebih dari semenit yang ia unggah hari ini, menunjukkan gambar sebuah kaca yang bertuliskan tanggal, hari dan tahun.

    Namun, dalam tahun hanya tertulis angka 07-08/05/20. Kemudian, Maxime Bouttier berlari menuju kaca dan menuliskan tahunnya dengan lengkap 2025. Dalam video tersebut, Luna Maya juga menuliskan sebuah caption keep this date close.

    Sebelumnya, pada 1 April 2025, Luna Maya juga menggunggah kumpulan foto bersama Maxime Bouttier di instagram pribadinya. Dalam foto berlatar belakang bunga sakura di Jepang itu menunjukkan, Maxime Bouttier tengah mengajukan wedding proposal dengan mengajukan sebuah cincin di hadapan Luna Maya.

    Dalam foto tersebut juga disematkan sebuah lagu dari penyanyi kenamaan Amerika Stephen Sanchez dengan judul Until I Found You. Tak lupa, Luna Maya juga menuliskan sebuah kalimat dalam Bahasa Inggris.

    “With a heart overflowing with love, I say YES-to You, to this beatiful journey we’re writing together, to forever.”

    “Dengan hati yang penuh cinta, aku bilang Y-untukmu, untuk perjalanan indah yang kita tulis bersama, untuk selamanya”. (redaksi)

    Source link

  • Kunjungan ke Temanggung, Mensos RI Pastikan Siswa Sekolah Rakyat Penuhi Persyaratan

    Temanggung, Infojateng.id – Menteri Sosial RI Saefullah Yusuf meninjau Gedung Sentra Kartini Terpadu, yang ditunjuk lokasi sementara Sekolah Rakyat di Kabupaten Temanggung, baru-baru ini.

    Pada kunjungan itu, dia melakukan dialog interaktif dengan calon siswa dan orang tua pendaftar, guna memastikan kesesuaian persyaratan.

    Di antaranya ada pendaftar atas nama Siti Aisah warga Kranggan, Temanggung yang mendaftar bersama saudari kembarnya, Siti Khasanah.

    Ibunya bekerja sebagai buruh tani, sementara ayahnya telah meninggal. Bantuan yang diterima selama ini sembako dan Penerima Bantuan Iuran (PBI).

    “Keluarga seperti ini yang masuk menjadi siswa Sekolah Rakyat. Mereka masuk dalam Desil 1,” kata Mensos Saefullah Yusuf.

    Mensos mengatakan, Sekolah Rakyat diperuntukkan orang-orang kurang mampu, sebagai upaya Presiden RI Prabowo Subianto memuliakan warga miskin dalam memperoleh pendidikan yang lebih baik.

    “Sekolah Rakyat tidak saja untuk cerdas, tetapi juga mempergunakan ilmu dengan baik, di Sekolah Rakyat diberi pendidikan karakter. Jadi, lulusan tidak hanya pandai, tetapi mempunyai akhlak, karakter jati diri,” tuturnya.

    Mensos menambahkan, yang diterima di Sekolah Rakyat adalah masyarakat kategori Desil 1. Jumlahnya di Indonesia sekitar 10 persen, mereka ini harus mendapatkan pendidikan yang unggul dan terbaik.

    Sekolah Rakyat sebagai salah satu solusi, berupa sekolah berasrama dengan memiliki fasilitas yang unggul.

    “Sekolah Rakyat ada pendidikan formal dan karakter,” lanjutnya.

    Ditambahkan, sampai saat ini yang mendaftar hampir 5.000 siswa. Jumlah tersebut diprediksi dapat bertambah hingga 10 ribu atau 15 ribu siswa.

    Pihaknya akan memastikan proses penerimaan siswa Sekolah Rakyat bebas dari KKN.

    “Semua pihak, harus mengawasi. Jika ada yang tidak memenuhi persyaratan untuk dilaporkan,” tegas Mensos.

    Kepala Sentra Terpadu Kartini, Dewi Suhartini mengatakan, pendaftar Sekolah Rakyat di Temanggung sebanyak 129 orang. Kuota semula 50 orang atau dua rombongan belajar.

    Namun, kemudian bertambah menjadi 100 orang, atau empat rombongan belajar.

    “Kami saat ini sedang melakukan seleksi kesehatan. Karena berdasar aturan, tidak boleh ada yang berpenyakit menular,” jelasnya.

    Pihaknya sedang mempersiapkan ruang dan fasilitas untuk Sekolah Rakyat. Ruang yang ada di Sentra Terpadu Kartini masih tersedia, seperti untuk asrama dan ruang kelas.

    “Asrama tinggal menambah tempat tidur, menjadi tempat tidur susun, sehingga muat lebih banyak,” pungkasnya. (eko/redaksi)

    Source link

  • Jateng Jadi Tempat Riset Padi Biosalin dan Bahan Bakar Pentasol

    Semarang, Infojateng.id – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mendukung program Badam Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk menjadikan wilayahnya sebagai contoh provinsi mandiri pangan dan energi.

    Cara pertama melalui inovasi produksi Padi Biosalin di pesisir yang merupakan lahan marjinal sulit ditanami.

    Kemudian yang kedua, inovasi bahan bakar alternatif dari pengolahan sampah plastik yakni Pentasol. Kedua program BRIN itu sudah berjalan.

    “Terimakasih telah memberikan kerja tematik di Jateng, di antaranya pengelolaan sampah (plastik) menjadi bahan bakar cair Pentasol. Kemudian ada daerah pesisir yang harusnya gabisa ditanami padi karena airnya payau kini sudah bisa ditanami,” kata Luthfi saat menerima audiensi BRIN di kantor Gubernur Jateng, Senin (5/5/2025).

    Pihaknya memerintahkan, agar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, segera terlibat dalam riset tersebut.

    Dengan begitu, diharapkan produksi beras Jateng bisa meningkat untuk menunjang ketahanan pangan wilayah dan nasional.

    “Jadi gak usah banyak izin-izin. Karena (peneliti BRIN) yang dari Jakarta itu yang datang profesor semua jadi langsung jalankan. Yang penting sampahnya clear, produksi berasnya meningkat,” ucap gubernur.

    Anggota Dewan Pengarah BRIN, Tri Mumpuni, menerangkan, kekuatan hasil semua riset pusat dan daerah yakni dukungan dari pemerintah kabupaten/kota pada level implementasi.

    “Jauh lebih penting, dari Pemprov Jateng pada level regulasi dan koordinasi,” kata Tri.

    Untuk itu, pihaknya menyampaikan gambaran ke Pemprov Jateng, supaya memberikan kekuatan hukum dalam implementasi hasil riset dan inovasi tersebut di lapangan.

    “Kita keroyok Jateng agar jadi contoh provinsi kecukupan pangan dan energi,” ucapnya.

    Sementara itu, Peneliti Ahli Utama di Organisasi Riset (OR) Energi Manufaktur BRIN, Tri Martini Patria memerinci, bila inovasi Padi Biosalin dan Pentasol merupakan hal yang dibutuhkan petani dan nelayan untuk produksi pangan.

    Dia berharap, penanaman Padi Biosalin di lahan air payau marjinal dapat mendongkrak produksi beras ataupun gabah.

    Kemudian Pentasol digunakan untuk energi alternatif dalam menjalankan alat pertanian bermesin diesel seperti traktor, dan pompa air.

    Bahkan juga bisa dimanfaatkan oleh nelayan untuk mengoperasikan mesin perahunya.

    Adapun potensi lahan marjinal di pesisir Jateng yang berpotensi dieksplorasi penanaman Padi Biosalin seluas 15 ribu hektar.

    “Yang baru dieksplorasi sekira 500 hektar,” kata Martini.

    Dari benih Padi Biosalin 1 dan 2, dia bilang, estimasi produksi gabah kering bisa maksimal 9-10 ton per hektar sesuai deskripsi di SK Kementerian.

    Akan tetapi karena memang penanamannya memanfaatkan lahan marjinal, meskipun angkanya di bawah itu tetap masih bagus.

    “Terakhir kami panen 6,9 ton gabah kering per hektar. Percontohannya di Kota Semarang,” ucapnya.

    Dua varietas padi yang tahan air payau itu, lanjut Martini, sedang fokus diperbanyak jumlahnya oleh BRIN. Adapun saat ini, sudah bisa ditanam di Kabupaten Brebes, Cilacap, dan Jepara.

    Sementara untuk produksi Pentasol terdapat percontohan juga di Kota Semarang. Di mana sudah diujicoba untuk mesin perahu nelayan.

    Martini megatakan, melalui Peraturan Wali Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2025, menjadi payung hukum pemanfaatan pengolahan sampah plastik untuk dipakai jadi bahan bakar alternatif. Ini juga bisa digunakan untuk alat transportasi milik pemerintah daerah.

    Dalam produksinya, kata dia, 1 kg sampah plastik bisa menghasilkan 85-90 persen bahan bakar altetnatif setara dexlite.

    “Harga masih riset Rp6 -7 ribu perliter. Kalau di Banjarnegara uji mutu sudah keluar mereka mematok harga Rp9 ribu. Akan tetapi inovasi ini bukan semata untuk berjualan, namun mengatasi sampah plastik di lingkungan. Bonusnya jualan minyak (Pentasol),” tandasnya. (eko/redaksi)

    Source link

  • Gerak Cepat, Desa Sidorejo Wonogiri Telah Bentuk Koperasi Merah Putih – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

    WONOGIRI – Desa Sidorejo, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri telah membentuk Koperasi Desa Merah Putih (KDMP). KDMP Desa Sidorejo Kecamatan Tirtomoyo ini disahkan melalui Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) yang diselenggarakan pada Hari Senin (28/4/2025) pekan lalu.
    Kepala Desa Sidorejo, Joko Nalongso, yang dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (5/5/2025) pagi mengatakan bahwa KDMP Desa Sidorejo Kecamatan Tirtomoyo ini dibentuk sebagai tindak lanjut atas Instruksi Presiden Nomor 09 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih, yang diikuti dengan Surat Edaran Menteri Koperasi Nomor 01 Tahun 2025 tentang Tata Cara Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih, dan juga Surat Edaran Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor 06 Tahun 2025 tentang Petunjuk Teknis Percepatan Pelaksanaan Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih.
    Joko mengungkapkan bahwa pihaknya gerak cepat menyelenggarakan Musdesus Pembentukan KDMP ini karena sebelumnya juga telah menerima perintah dari Bupati Wonogiri dan mengikuti Sosialisasi Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) di Pendopo Rumah Dinas, Senin (21/4/2024).
    KDMP Desa Sidorejo Kecamatan Tirtomoyo ini nantinya akan bergerak pada empat bidang usaha, yakni Apotek dan Toko Obat, Peternakan (Penggaduhan Hewan Ternak), Pertanian (Agen Pupuk Subsidi, Saprodi, dan Pengolahan Hasil Pertanian), serta Perdagangan (Toko Sembako dan Pangkalan LPG).
    Joko menuturkan, setidaknya ada empat tujuan dibentuknya KDMP Desa Sidorejo Kecamatan Tirtomoyo ini.
    “Ada beberapa hal yang ingin kami capai dengan dibentuknya KDMP Desa Sidorejo Kecamatan Tirtomoyo, antara lain untuk mempermudah akses kebutuhan pertanian/peternakan warga, membuka peluang pemasaran hasil desa, dan menyediakan wadah belajar teknologi tepat guna. Selain itu, baik pengurusnya nanti ataupun anggotanya tentu akan memiliki kesempatan untuk belajar ilmu manajemen modern yang akan bermanfaat bagi pengembangan usaha dan perekonomian desa,” ujarnya.
    Sebanyak tujuh orang pengurus telah terpilih menjadi roda penggerak KDMP Desa Sidorejo Kecamatan Tirtomoyo. Mereka terdiri dari satu orang ketua, dua orang wakil ketua bidang usaha, dua orang wakil ketua bidang keanggotaan, satu orang sekretaris, dan satu orang bendahara.
    “Dengan semangat gotong royong, ketujuh pengurus ini berkomitmen membawa KDMP Desa Sidorejo Kecamatan Tirtomoyo jadi ujung tombak ekonomi desa, dari penguatan sektor pertanian hingga transparansi keuangan. Semua dirancang untuk kesejahteraan warga,” imbuh Joko.
    Setelah diresmikan pendirian KDMP Desa Sidorejo Kecamatan Tirtomoyo ini. Joko membuka kesempatan bagi kepada warga masyarakat Desa Sidorejo untuk mendaftar menjadi anggota koperasi. Pihaknya menawarkan beberapa manfaat kenaggotaan dalam KDMP Desa Sidorejo Kecamatan Tirtomoyo ini.
    “Manfaat keanggotaan yang didapatkan tentunya adalah kemudahan akses kebutuhan masyarakat, bagi hasil dari unit usaha koperasi, akses pinjaman dengan suku bunga rendah, dan pelatihan-pelatihan teknis secara gratis serta paguyuban anggota. Hal ini tentunya memberikan manfaat besar bagi anggota yang bergabung,” pungkasnya.

    Penulis : SIKP_kominfowng
    Editor : WH/DiskominfoJtg



    Source link

  • 18 Desa Tancap Gas Bentuk Kopdes Merah Putih, Penandatanganan Akta Dilakukan Hari Ini

    Pati, Infojateng.id Sebanyak 18 desa di Kecamatan Margorejo dipastikan siap mendirikan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih. Hal ini disampaikan langsung oleh Camat Margorejo, Imam Kartiko, dalam agenda penting yang digelar pada sore hari ini, Senin (5/5/2025) di aula kecamatan setempat.

     

    Menurut Imam Kartiko, kegiatan sore ini dirancang khusus untuk mengundang seluruh kepala desa serta calon pengurus Koperasi Desa Merah Putih dari masing-masing desa. Tiap desa mengirimkan tiga unsur pengurus inti, yakni Ketua, Sekretaris, dan Bendahara. Acara ini juga disaksikan oleh pihak notaris, Dinas Koperasi, serta Dispermades Kabupaten Pati.

     

    “Sore hari ini, rencananya kita akan melakukan penandatanganan akta notaris sebagai langkah awal pendirian Koperasi Desa Merah Putih,” ujar Imam.

     

    Lebih lanjut, Imam menyebutkan bahwa proses pembentukan koperasi di Kecamatan Margorejo sudah berjalan dengan lancar. “Di Margorejo sudah fix, sudah clear 18 desa. Kita juga terus menjalin komunikasi intensif dengan pihak notaris terkait jenis koperasi dan kelengkapan administrasi. Insyaallah semua sudah siap untuk penandatanganan akta,” tambahnya.

     

    Pendirian Kopdes Merah Putih ini diharapkan mampu menjadi wadah ekonomi kerakyatan yang memperkuat kemandirian desa serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah Margorejo.

     

    Sementara itu, Sugito, Ketua Pasopati Kecamatan Margorejo yang juga Kepala Desa Banyuurip, mengucapkan syukur Alhamdulillah atas terselenggaranya kegiatan pada sore hari ini.

    “Kami dari jajaran kepala desa se-Kecamatan Margorejo hadir dan mengawal langsung kegiatan Kopdes Merah Putih. Pada sore ini, dilaksanakan penandatanganan akta notaris sebagai langkah penting dalam pendirian koperasi. Kegiatan ini diprakarsai oleh Bapak Camat Margorejo, dan kami dari Pasopati memberikan dukungan penuh terhadap seluruh proses dan tujuan besar dari program ini,” imbuhnya.

     

    ‘Kami mendukung kebijakan dan program-program Bapak Bupati Pati, H. Sudewo. Alhamdulillah, beliau selalu memberi ruang bagi para kepala desa untuk memimpin dan melindungi wilayahnya masing-masing secara langsung,” sambungnya.

    Salah satu program unggulan Bupati Sudewo yang diapresiasi adalah terkait penanganan kedisiplinan anak-anak dalam bermain gadget. “Kami di Kecamatan Margorejo terus menjaga kekompakan antar kepala desa. Kami selalu berkoordinasi dengan Bapak Camat dan menjalankan kebijakan secara satu komando, satu pintu,” terangnya. (san/redaksi)

    Source link

  • Garap Pengelolaan Kawasan Pesisir Terpadu, Pemprov Jateng Gandeng Zurich Foundation dan MCI – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

    SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan Zurich Foundation dan Mercy Corps Indonesia (MCI), menggarap proyek pengelolaan kawasan pesisir terpadu di wilayah Pantai Utara (Pantura).

     

    Kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU), yang dilaksanakan di Hotel Gumaya Semarang, Senin (5/5/2025).

     

    Direktur Eksekutif MCI, Ade Soekadis mengatakan, proyek jangka panjang dalam membangun ketahanan iklim hingga 2035 itu, menyasar wilayah hulu dan hilir. Agenda tersebut akan digarap di sejumlah kabupaten/kota di Jateng. Mulai dari Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kota Semarang, Salatiga, Demak, dan Grobogan.

     

    Menurutnya, kondisi penurunan muka tanah (land subsidence) yang terjadi dari Brebes hingga Jepara, sudah memprihatinkan. Di hilir ada rob dan banjir bandang, sebagian areanya bahkan banyak jadi genangan permanen.

     

    “Ini hal yang mendesak untuk ditangani. Oleh karena itu, kami pilih Jateng untuk pekerjaan ini,” kata dia.

     

    Ade menyampaikan, penurunan muka tanah di Pantura Jateng, menjadi pemicu abrasi. Oleh karenanya, perlu pengelolaan model kawasan pesisir terpadu, yang berketahanan iklim.

     

    Ditambahkan, proyek tersebut dilakukan dengan tiga pendekatan. Pertama, memperkuat kebijakan global dan nasional, terkait banjir di pesisir dan genangan pesisir permanen. Kedua, mendorong pembangunan berketahanan iklim yang efektif di tingkat nasional. Ketiga, memberdayakan masyarakat terdampak banjir di Pantura Jateng.

     

    Dalam pemberdayaan masyarakat, tutur Ade, fokusnya adalah membuat mata pencaharian alternatif di wilayah yang terdampak abrasi. Misalnya, di Pekalongan telah dibuat percontohan keramba apung pada sektor perikanan lahan abrasi.

     

    “Kita mencari mata pencaharian yang adaptif dan berkelanjutan, supaya masyarakat tetap ada pendapatan secara ekonomi,” jelasnya.

     

    Adapun untuk pendekatan ketahanan iklim di wilayah hulu, solusinya melalui pertanian yang mengutamakan konservasi lahan. Di antaranya menggunakan pupuk organik, dan menambahkan tanaman yang akarnya bisa menahan potensi tanah longsor, dan banjir bandang.

     

    Ade mencontohkan, pemberdayaan petani telah dilakukan di Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan. Petani didorong melakukan budidaya tanaman konservasi, sehingga tidak memberikan dampak buruk terhadap lingkungan.

     

    Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin memberi apresiasi kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam proyek tersebut, sehingga Jateng bisa menjadi percontohan.

     

    Kontribusi yang diberikan akan menjadi bukti nyata, dalam pengelolaan kawasan pesisir terpadu yang berketahanan iklim.

     

    Taj Yasin juga meminta resume kajian dari para peneliti, untuk perumusan kebijakan yang paling tepat. Sejauh ini, tutur dia, Pemprov Jateng telah menggandeng Universitas Diponegoro untuk proyek penyediaan air bersih di wilayah pesisir Pantura, dengan program desalinasi.

     

    Proyek lain yang sedang dirumuskan adalah pembuatan rumah apung, untuk memfasilitasi masyarakat yang tak ingin pindah dari rumahnya yang dihantam abrasi. Mereka masih ingin bertahan, karena ada mata pencahariannya di sana.(Humas Jateng)*ul

     



    Source link

  • RPJMD 2025-2029 Jadi Landasan Pijak bagi Pejabat Publik – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

    SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyatakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029, akan menjadi landasan pijak bagi bagi pejabat publik di wilayah Jawa Tengah.

     

    “Kita semua sepakat RPJMD sebagai batu loncatan daripada kegiatan kita di tahun 2025 secara berkesinambungan. Dari infrastruktur di tahun 2025 dan kita teruskan swasembada pangan di tahun 2026,” kata Luthfi, seusai Musrenbang RPJMD, di kompleks kantor Gubernur Jateng, Semarang, Senin (5/5/2025).

     

    Artinya, jelas Luthfi, kerja tematik inilah yang menjadi landasan pijak bagi pejabat publik di wilayah Jateng, baik provinsi maupun bupati/ wali kota agar kerjanya fokus.

     

    “Tidak incrit-incrit, semuanya dalam satu tarikan nafas dari tingkat pusat kolaborasinya, provinsi, kabupaten/ kota sampai desa,” tuturnya.

     

    Menurut gubernur, Musrenbang tingkat provinsi ini merupakan kegiatan lanjutan setelah sebelumnya dilakukan di ekskeresidenan se-Jateng beberapa waktu lalu. Dalam setiap Musrenbang, pihaknya bukan menyoroti satu masalah, tapi belanja masalah. Yang mana, dalam setiap kegiatan muncul usulan hingga meyerap aspirasi.

     

    “Usulan-usulan, menyerap aspirasi dari kabupaten/ kota, kita jadikan satu. Sekarang kita finalkan di tingkat provinsi, dengan mengundang kementerian, lembaga,” ujarnya.

     

    Dengan demikian, beber Luthfi, kegiatan tersebut adalah kerja yang terstruktur untuk Jateng yang akan datang.

     

    Gubernur mengapresiasi seluruh bupati/wali kota yang dapat hadir secara pribadi. Dia menilai, mereka tampak kompak dan siap bersatu menjalankan kerja, yang jadi kesepakatan bersama.

     

    “Semua kompak, rasa memiliki, sense of crisis di wilayah kita, bupati, wali kota gubernur, wakil gubernur, sama-sama. Dengan begitu semua bisa tahu, mana porsinya yang dilakukan gubernur, wakil gubernur, bupati/wali kota, wakil bupati/wali kota, biar tahu bahwa tahun 2026 nanti kita akan begini. Tugas wakil akan membantu kegiatan decision maker para pimpinan, gubernur, bupati/wali kota,” sorotnya.

     

    Sekda Jateng Sumarno mengatakan, tujuan dari kegiatan sebagai forum koordinasi pemangku kepentingan dalam penyampaian masukan pembangunan, untuk rancangan kebijakan perencanaan pembangunan daerah jangka menengah daerah Provinsi Jateng tahun 2025-2029, serta forum untuk menigkatkan pelayanan publik secara menyeluruh, kepada masyarakat publik Jateng.

     

    Pada kesempatan tersebut, Luthfi menerima penghargaan Hasil Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Publik (PEKPPP). Dengan Jateng mendapatkan nilai Indeks Pelayanan Publik (IPP) 4.53 atau kategori A. Kategori A adalah predikat pelayanan prima atau sangat baik. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

     



    Source link

  • yang Penting Masyarakat Pintar – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

    SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi meresmikan program Beasiswa Luar Negeri ke Korea Selatan, di Kompleks Kantor Gubernur Jateng, Senin (5/5/2025). Melalui beasiswa pendidikan tersebut, diharapkan dapat menekan kemiskinan di Jawa Tengah.

    Gubernur Ahmad Luthfi menyampaikan, pihaknya siap memberangkatkan dan memfasilitasi siswa yang berminat menempuh pendidikan ke Korea Selatan. Untuk tahap awal, pihaknya akan memberangkatkan sekitar 100 orang siswa, dari 800 siswa yang mendaftar.

    “Seratus siswa akan berangkat di 16 universitas. Di mana fasilitas yang kita gunakan, pemprov memfasilitasi tanpa biaya, karena beasiswa, di sana bisa bekerja, dia dapat asuransi dan sebagainya, tempat tinggal dan lainnya,” kata Luthfi, di sela kegiatan.

    Menurutnya, saat ini tidak hanya Korea Selatan yang menjadi tujuan beasiswa untuk masyarakat Jateng. Ke depan, sejumlah negara siap dijajaki, seperti Jerman, Turki, Mesir, sama China.

    Njaluk neng ndi kita turuti, yang penting masyarakat kita pinter,” ucapnya.

    Luthfi menuturkan, siswa tidak ada yang menyumbang untuk bisa ikut beasiswa. Kalau dia lulus, maka akan dibekali seperti bahasa. Mereka akan kursus selama enam bulan sebelum berangkat pada 2026. Di sana, terangnya, sudah ada KBRI, sehingga mereka bisa mendapatkan pengawasan, termasuk pengawasan dari pemda.

    “Jadi prinsip begini, dalam rangka mengentaskan kemiskinan di Jawa Tengah, salah satu faktor itu layanan dasar, yaitu pendidikan. Jadi tidak cukup income-nya, tidak cukup apa jenis sandang, pangan papannya, tapi yang paling utama adalah pendidikan. Dia harus cerdas dan pinter,” imbuhnya.

    Seorang siswa, Chesy Aisya Afitri mengatakan, kegiatan itu sangat membantu masyarakat, terutama anak-anak yang mempunyai keinginan melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Sehingga, masyarakat bisa mengikuti kegiatan.

    “Saya ada keinginan kuliah ke luar negeri. Rencana saya mau mendaftar, sempat disampaikan Pak Gubernur, ada Jerman, saya mau mencoba,” kata siswa SMKN 4 Semarang ini.

    Dengan jurusan yang didambakannya yaitu komunikasi, Chesy berharap hal itu bisa diwujudkannya. Sehingga setelah lulus nanti, dia bisa menempuh pendidikan ke luar negeri hingga selesai, dan memanfaatkan pengetahuannya untuk sesama.

    Chesy menilai, program beasiswa ke luar negeri juga membuka kesempatan siswa yang baru lulus untuk belajar.

    “Terdapat beasiswa, keren banget sih,” ujar siswa kelas XI ini. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

     



    Source link